Di zaman industri tamasya yang kian terbuka, lebih-lebih semenjak pemerintah Indonesia menggunakan kebijakan pembebasan visa untuk 80 negara baru, praktek tamasya murah mulai marak timbul.

Pariwisata yang murah seringkali tak memberikan pendapatan apa saja untuk destinasi liburan, sehingga turis yang datang cuma mewujudkan limbah buangan, tanpa adanya pemasukan berarti. Wujud liburan murah yang cukup sering terjadi akhir-akhir ini ini datang dari turis asal negeri Tiongkok. Tak ayal, oknum tersebut membuat pemerintah serta masyarakat berang, sehingga menyebutnya dengan nama bedebah.

Adanya berita liburan murah untuk pelancong asal negeri Tiongkok sebenarnya sudah lama tercium oleh stakeholder pariwisata di Bali. Beragam modus dilaksanakan serta umumnya dikerjakan oleh toko-kios oleh-oleh yang dimiliki oleh warga negara Tiongkok yang ada di Bali. Melalui warung-warung tersebut, mereka menjual paket tamasya murah, serta memaksa pelancong Tiongkok untuk membeli barang-barang souvenir di daerah mereka.

Wajar jika masyarakat Bali serta semua stakeholder pariwisata Bali merasa murka dengan praktek tamasya murah ini. Fakta pertama, wisata murah yang dirancang ialah paket tamasya di mana pelancong menginap di hotel milik pengusaha Tiongkok, menjalankan perjalanan dengan agen Tiongkok, serta bisa menjualnya dengan harga sangat murah.

Fakta kedua, produk yang dijual di kios oleh-oleh milik pengusaha Tiongkok, berasal dari Tiongkok, namun memakai tradisi Indonesia. Misalnya patung-patung bermotif Bali, atau baju batik yang modelnya khas Indonesia, melainkan sesungguhnya diwujudkan di negeri Tiongkok.

Fakta ketiga yang semakin membuat masyarakat Bali berang, karyawan yang diaplikasikan dalam paket tur hal yang demikian juga asalnya dari Tiongkok. Sekiranya kita datang ke Udara Ngurah Rai, dengan mudah kita melihat para pemandu yang menerapkan baju adat Bali, namun tak satu malahan menguasai bahasa Indonesia atau pun bahasa Bali. Cek juga informasi mengenai Paket Tour Bali Murah Plus Tiket Pesawat disini.

Fakta yang semakin merugikan untuk negara, sekalian fakta keempat merupakan pola pembayaran yang dilaksanakan oleh agen Tiongkok ini dilakukan secara sistematis dengan memakai metode pembayaran Tiongkok. Pembayaran dijalankan dengan menggunakan merchant Tiongkok. Hasilnya, tidak ada sedikit malah devisa yang masuk ke khas negara dalam wujud pajak. Salah satu merchant yang kerap kali digunakan yaitu sistem WeChat.

Fakta terakhir, segala paket tamasya murah yang dilaksanakan berlangsung dengan sistemik, di mana pola belanja pelancong juga telah dibatasi sebelum mereka sampai di Bali. Bentuk ini merupakan hal pemaksaan, di mana pelancong memang patut berbelanja saat mereka sampai di Bali, walaupun mungkin mereka tak mau. Bagi wisatawan yang mengharapkan produk lain, karenanya oknum bedebah senantiasa berusaha menciptakan mereka. Sebagai teladan banyak praktek prostitusi yang melibatkan oknum pelancong Tiongkok, serta pun para wanita penghibur dari negeri Tiongkok.